Dalam proses perekrutan pegawai tiap perusahaan membutuhkan beberapa tahapan untuk melakukan seleksi bagi pelamar pekerjaan yaitu pada umumnya tahapan test tertulis, interview, test kesehatan (kalau ada). Tidak sedikit pula banyak dari calon karyawan yang telah lulus dalam test tertulis akan tetapi gagal dalam tahap interview atau wawancara. Mungkin ada baiknya membaca artikel ini yang diharapkan bisa membantu para calon karyawan dalam menyiasati pertanyaan dari pewawancara. Berikut beberapa daftar pertanyaan yang mungkin adalah sebuah jebakan dalam sebuah proses wawancara:
1. Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?
Ini peluang Anda untuk “menjual” diri Anda. Uraikan dengan singkat dan jelas kelebihan yang Anda miliki, kualifikasi Anda dan apa yang dapat Anda sumbangkan bagi perusahaan tersebut. Hati-hati , jangan memberikan jawaban yang terlalu umum. Hampir setiap orang mengatakan mereka merupakan seorang pekerja keras dan memiliki motivasi. Berikanlah jawaban yang memperlihatkan keunikan yang Anda miliki.
2. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?
Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah Anda mempersiapkan diri anda dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan. Dengan memiliki informasi yang cukup mengenai latar belakang perusahaan tersebut maka pertanyaan di atas memberikan kesempatan kepada Anda untuk memperlihatkan inisiatif, dan menunjukkan apakah pengalaman serta kualifikasi yang Anda miliki sepadan dengan posisi yang diperlukan.
3. Apa kelemahan utama Anda?
Rahasia dalam menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berkata jujur mengenai kelemahan Anda, tapi jangan lupa menjelaskan bagaimana Anda mengubah kelemahan tersebut menjadi kelebihan. Misalnya, bila Anda memiliki masalah dengan perusahaan terdahulu, perlihatkan langkah yang Anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda memiliki kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri Anda.
4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?
Walaupun Anda berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, Anda harus berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang diplomatis. Bila Anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila anda mengeluhkan tentang pekerjaan terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat Anda.
5. Bagaimana Anda mengatasi masalah?
Tidak mudah memberikan jawaban bila Anda mendapatkan pertanyaan seperti di atas, terutama bila Anda baru lulus dan tidak memiliki pengalaman kerja. Pewawancara ingin melihat apakah Anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis permasalahan yang Anda hadapi, bahkan walaupun Anda tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Gambarkan langkah-langkah yang Anda lakukan dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda bertanggungjawab dan tetap dapat berpikir jernih walaupun sedang menghadapi masalah.
6. Prestasi apa yang dibanggakan?
Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun Anda pernah menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
7. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tersulit terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman kerja yang cukup.Yang perlu Anda lakukan sebelum wawancara adalah mencari tahu pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan agar Anda dapat memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Beritahu pewawancara bahwa Anda terbuka untuk membicarakan mengenai kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka, bukan angka tertentu.
8. Bisa ceritakan mengenai diri Anda?
Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Yang pasti Anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik untuk mengetahui apa yang Anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana Anda berasal. Pewawancara berusaha mengetahui Anda secara profesional. Siapkan dua atau tiga poin mengenai diri Anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir Anda dan tetap konsisten. Rangkum jawaban Anda dengan mengungkapkan keinginan Anda sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa Anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi Anda
KADER adalah tokoh yang MAU belajar dengan tekun dan FOKUS melalui proses kaderisasi yang terpola pada sesuatu bidang profesi yang kemudian memiliki jiwa penggerak yang kritis demi perubahan karakter diri dan lingkungannya yang kemudian akan diturunkan kepada calon kader lainnya... Jadilah Kader yang MILITAN, BERDAMPAK BAIK dan BERJUANG untuk banyak orang !
Jumat, 01 Juli 2011
Kamis, 30 Juni 2011
Cara Melatih Otak untuk Mempertajam Daya Ingatan
Apakah Anda sering lupa saat mencari suatu benda? Misalnya Anda sering lupa meletakkan di mana kunci Anda? Atau lupa hal penting yang harus dilakukan? Lupa password? Nilai ulangan anak Anda buruk karena kesulitan menghafal? Hal ini banyak dialami oleh kita. Akibatnya, semakin banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencari barang, mendapat omelan dari orang lain, atau mendapat hasil yang buruk akibat sifat pelupa tersebut.
Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak.
Sekilas tentang Fungsi Otak
Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.
Total Story Technique (TST)
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.
Total Word Technique (TWT)
Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".
Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.
Total Number Technique (TNT)
Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
Angka Kode Bentuk Kode Bunyi
0 Bola Gosong
1 Tiang Sepatu
2 Bebek Tua
3 Telinga Mentega
4 Perahu Layar Ketupat
5 Perut Gendut
Delima
6 Cerutu Tanam
7 Cangkul Baju
8 Kacamata Papan
9 Raket Jalan
Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:
Mengingat dengan Kode Bentuk
Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0).
Mengingat dengan Kode Bunyi
Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!
Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak.
Sekilas tentang Fungsi Otak
Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.
Total Story Technique (TST)
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.
Total Word Technique (TWT)
Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".
Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.
Total Number Technique (TNT)
Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
Angka Kode Bentuk Kode Bunyi
0 Bola Gosong
1 Tiang Sepatu
2 Bebek Tua
3 Telinga Mentega
4 Perahu Layar Ketupat
5 Perut Gendut
Delima
6 Cerutu Tanam
7 Cangkul Baju
8 Kacamata Papan
9 Raket Jalan
Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:
Mengingat dengan Kode Bentuk
Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0).
Mengingat dengan Kode Bunyi
Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!
Jumat, 24 Juni 2011
Antara Manajer, Pimpinan, dan Pemimpin
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.”
Kata “manajemen” adalah pengindonesian dari kata Bahasa Inggeris “management”, artinya “pengelolaan”; berasal dari kata dasar “to manage”, artinya “mengelola”. Maka “manager” yang diindonesiakan menjadi “manajer” artinya adalah “pengelola”. Beragam definisi manajemen. Tetapi ada satu definisi yang saya tidak setuju, yaitu “management is how to get things done through other people” (=Manajemen adalah bagaimana caranya menyelesaikan berbagai hal melalui orang-orang lain). Secara sederhana: Management is the process of managing and utilizing available resources to achieve a certain goal in line with pre-defined success criteria (= manajemen adalah suatu proses pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan).
Apa beda antara manajer, pimpinan, dan pemimpin? Memang batasannya sering kabur, cuma beda-beda tipis. Seseorang bisa saja disebut manajer, pimpinan, sekaligus pemimpin. ‘Pimpinan’ adalah orang yang diberi jabatan dalam suatu institusi formal (pemerintahan, perusahaan, orpol, ormas) melalui semacam surat keputusan oleh eselon yang lebih tinggi di atasnya. ‘Manajer’ hanyalah nama salah satu jabatan dalam lini pimpinan. Kalau di instansi swasta nama-nama jabatan lain dalam lini pimpinan bisa general manager, vice-president, president, direktur, managing director, CEO, dan lain-lain. Kalau di pemerintahan bisa kepala dinas, kepala kantor wilayah, kepala daerah, direktur jenderal, menteri, dan lain-lain. Sedangkan ‘pemimpin’ artinya orang yang memimpin; sifatnya lebih umum, bisa dalam institusi formal bisa juga dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Jadi seorang pemimpin belum tentu memiliki posisi sebagai pimpinan. Sebaliknya, seorang pimpinan belum tentu memiliki watak sebagai seorang pemimpin. Bingung? Saya juga bingung kok.
Seorang pemimpin sejati biasanya memiliki watak kepemimpinan sejak terlahir – given. Makanya ada yang mengatakan beda antara pemimpin dan pimpinan itu adalah: pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar, sedangkan pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benar. Leaders do right things, managers do things right. Beberapa sifat menonjol pada diri seorang pemimpin sejati: karismatik, berpendirian teguh, berani mengambil resiko (karena teguh pendirian), berorientasi pada orang banyak (people oriented), mampu mengorganisir dan mengendalikan massa dalam jumlah banyak, piawai berpidato di depan publik, pandai berdiplomasi, visioner, serta memiliki insting peka dalam mengambil keputusan.
Sumber daya apa saja yang dikelola oleh seorang pimpinan? Tergantung karakteristik bisnis di tempat dia bekerja. Kalau di pabrik, sumber daya yang dikelolanya antara lain sumber daya manusia (SDM), sumber daya keuangan, sumber daya kapital (mesin industri), sumber daya bahan baku (bisa sumber daya alam, jika industrinya berbasis sumber daya alam), dan berbagai sumber daya pendukung lainnya. Kalau di instansi jasa seperti asuransi dan perbankan tentunya sumber daya yang dominan adalah SDM, keuangan, dan sumber daya pendukung seperti teknologi informasi (IT). Apa tugas pimpinan sehari-hari? Sesuai dengan definisi yang saya tawarkan di atas, seorang pimpinan itu mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
Tipikal pekerjaan manajerial sehari-hari mirip dengan “metode ilmiah” yang dulu kita pelajari di bangku SMP – filosofinya sederhana. Kalau saya rumuskan ulang:
(1) Mengenali dan mengerti proses bisnis (business process) dari A sampai Z untuk wilayah yang berada di bawah wewenangnya.
(2) Mengenali kendala dalam mata rantai proses bisnis.
(3) Memahami symptom/gejala yang diakibatkan oleh kendala tersebut.
(4) Mencari akar penyebab timbulnya kendala.
(5) Mencari beberapa alternatif solusi.
(6) Memutuskan solusi terbaik.
(7) Membuat rencana aksi (action plan) lalu mengeksekusinya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Pekerjaan manajerial harus efisien, artinya dengan memanfaatkan sumber daya seminimum mungkin, waktu sesingkat mungkin, dan biaya serendah mungkin diperoleh hasil semaksimal mungkin. Usaha perbaikan terus menerus (continuous improvement) agar proses bisnis lebih efisien juga merupakan tugas manajerial. Seorang pimpinan dituntut visioner, artinya memiliki pandangan ke depan. Dia harus tahu apa saja kendala yang mungkin terjadi untuk setiap alternatif keputusan yang akan diambilnya. Sedapat mungkin yang namanya kendala itu bisa dihindarkan jauh hari, sehingga tidak sempat mengganggu proses bisnis. Jika seorang pimpinan tidak visioner, tak ubahnya sama saja dengan melakukan pekerjaan klerikal. Disinilah dituntut kemampuan perencanaan (planning) agar proses bisnis yang dijalankannya makin hari makin bertambah baik tingkat kompetensinya. Dalam teori manajemen klasik dikenal istilah POAC:
Ø planning, membuat rencana kerja;
Ø organizing, mengorganisir SDM yang berada di bawah rentang kendalinya, sekaligus membagi tugas (job description) sesuai kompetensi masing-masing individu;
Ø actuating, melaksanakan apa yang telah direncanakannya; dan
Ø controling, menjalankan fungsi kontrol/audit agar pelaksanaan yang dijalankan taat azas serta dapat mencapai target sesuai rencana.
Pimpinan juga mesti kreatif dan inovatif, penuh dengan ide-ide dan terobosan baru agar suasana kerja di dalam divisinya bergairah – tidak membosankan, sehingga tidak terjadi idle capacity atau ‘pengangguran terselubung’ di jajaran SDM yang berada di bawahnya. Pada tahap awal bekerja, seseorang biasanya lebih sibuk mengurusi pekerjaanya sendiri sesuai dengan bidang atau disiplin yang ditugaskan. Interaksi dengan orang lain masih minim, karena sifat pekerjaannya memang masih demikian. Fase ini disebut “managing work” – mengelola pekerjaannya sendiri. Seiring dengan waktu, ketika kompetensinya bertambah, dipromosikan, dan dia mulai memiliki beberapa orang bawahan, maka dia harus pandai mengelola orang-orangnya. Dia mulai berinteraksi dengan banyak orang. Lingkup tugas makin meluas. Pekerjaannya sudah multi disiplin, satu sama lain saling ketergantungan (interdependent) dalam sebuah tim kerja (team work). Tahapan ini disebut “managing people” – mengelola sumber daya insani. Pada tahapan lebih lanjut lagi, dimana dia makin menapaki jenjang karir, terekspos dengan berbagai permasalahan yang lebih makro, serta harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan (baik internal maupun eksternal), maka dia harus mampu mengelola perubahan itu – atau “managing changes”.
Dunia senantiasa berubah. Orang bijak mengatakan, “Tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri.” Maka seorang pimpinan yang pro status quo atau yang hanya bermain di zona nyaman (comfort zone) bukanlah tipe pimpinan yang ideal. Instansi di tempat dia bekerja akan mandeg. Jika instansinya bersifat badan usaha (profit oriented), bisa-bisa ditenggelamkan oleh pesaingnya. Di dalam setiap perubahan senantiasa ada peluang (opportunities), tantangan (challenges), dan ancaman (threats) yang semuanya harus dikelola secara baik dan benar. Dalam memaknai perubahan ini, ada jargon manajemen yang mengatakan, “There are three types of people: those who make things happen, those who watch things happen, and those who wonder what happen.” Ada tiga tipe orang: yang membuat berbagai hal terjadi, yang hanya sekedar mengamati apa yang terjadi, dan yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Menurut salah satu pelatihan, ada tujuh karakter pimpinan ideal: jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, mampu bekerjasama, adil, dan mau berbagi (sharing) dengan orang lain. Bagaimana kualitas orang-orang yang diangkat jadi pimpinan di Indonesia ini, baik di instansi pemerintahan maupun swasta? Dalam banyak hal – tidak semua tentu saja – bangsa kita belum mampu mengangkat top notch people (orang-orang yang memiliki kemampuan, moral, dan mental prima) di jajaran pimpinan. Banyak orang yang duduk di kursi pimpinan tidak berbuat sesuatu yang berarti, bahkan tidak berbuat apa-apa. Want to be something but do nothing. Akibatnya proses pembangunan berjalan lamban dan malahan banyak yang salah arah (misleading). Makanya jangan heran kalau tahu-tahu kita sudah tersusul oleh kemajuan negara tetangga yang dulunya banyak belajar dari kita. Ya, memang banyak orang yang masuk dalam kategori “those who wonder what happen” duduk di jajaran pimpinan.
Apakah di Sini ada Pemimpin Visioner
Pemimpin Visioner untuk Dobrak Mental Pecundang
Kita hidup di masa transisi. Eranya sudah berbeda sama sekali. Sebagian besar pemimpin kita, adalah para pejabat, berusia 50-an. Orang muda di pemerintahan sangat sedikit. Sehingga, secara tidak langsung, sebagian besar dari kita masih terperangkap dalam cara berpikir masa lalu. Cara berpikir masa lalu pada zaman Soeharto adalah cara berpikir dalam lingkungan yang stabil, tidak ada gejolak, semua lebih bisa diprediksi. Dalam lingkungan stabil itu pejabat yang dilantik hampir selalu mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan ia akan meneruskan apa yang sudah dirintis oleh pendahulunya. Jadi mereka tidak menciptakan perubahan, hanya meneruskan.
Dunia saat itu juga bisa damai karena berada dalam era perang dingin. Masing-masing mengancam, tetapi menahan diri, jadi stabil. Teknologi juga revolusi industri, semua dikerjakan mesin saja. Begitu masuk era informasi, jarak mati, uang digital, informasi seketika ke mana-mana, tempat tidak mengandung makna lagi, selalu timbul gejolak. Ada orang dibunuh di Poso, seketika seluruh Indonesia tahu, ada gosip selebriti diperlakukan tidak layak oleh suami, timbul simpati seluruh ibu-ibu di Indonesia. Perasaan bergejolak cepat. Produk dengan cepat bergeser. Jika informasi tidak ditangani dengan baik, kekayaan dengan cepat bisa hilang begitu saja. Dalam situasi seperti itu dibutuhkan orang-orang yang bisa menciptakan masa depan dengan impian, bukan dengan fakta. Karena fakta belaka enggak bisa dipegang, harus bisa melihat ke depan. Orang-orang seperti itu, disebut orang- orang yang keliru, karena dianggap aneh, tidak mengacu pada masa lalu, tetapi meng-create sesuatu yang baru. Karena, dalam situasi seperti itu product life cycle jadi pendek (Jaya Suprana).
Dalam lingkungan yang stabil, desain organisasi hierarkis, rules-nya birokratik. Dalam lingkungan yang tidak stabil, tidak bisa lagi pakai hierarki, harus team work, harus ke samping. Tidak bisa pakai rules birokratik. Kontrol bukan lagi dengan absensi, angka kepatuhan, tetapi dengan result (hasil). Anggaran juga masalah, sekarang ini anggaran satu tahun tidak bisa diubah, kecuali dengan kesepakatan DPR. Bagaimana pejabat baru dilantik harus bekerja dengan anggaran yang disusun oleh pejabat sebelumnya karena tidak bisa diubah, padahal visinya sudah tidak sama. Mekanisme anggaran selama ini juga belum pro-bisnis.
Banyak pengamat melihat hancurnya karakter bangsa dimulai sejak era Soeharto. Setelah beberapa kali pergantian rezim, kondisi juga belum banyak berubah. Apakah era Soeharto menimbulkan kerusakan permanen pada karakter bangsa yang tidak mampu mengantisipasi perubahan? Tidak adil juga menumpahkan seluruh kesalahan pada Soeharto. Kita semua salah. Soeharto berpikir begitu karena ia dibesarkan pada zaman seperti itu. Kita akan dipersalahkan lebih besar lagi karena kita tidak segera merespons pada zaman yang berbeda. Soeharto itu melewati dua zaman yang berbeda. Satu di zaman dia, satu di zaman orang lain yang seharusnya dia sudah enggak ada di situ. Dipersalahkan ketika dia masih berkuasa di zamannya orang lain.
Kita dipersalahkan kalau setelah era 1998 kita masih menggunakan cara berpikir era sebelumnya, hanya bisa mencaci maki, berorientasi ke masa lalu, mengharapkan stabilitas, baru bisa kerja. Kenapa investor enggak datang, dikatakan karena enggak stabil kondisi politiknya. Padahal sekarang ini di mana-mana kondisinya seperti itu. Amerika Serikat (AS) sendiri enggak stabil, pasar uangnya goncang, naik turun. Jadi gejolak itu tidak bisa dijadikan alasan. Harapan ada pada orang-orang muda yang mau berbuat, result-oriented, diberi otonomi dan keluasan ruang gerak oleh atasannya.
Rumus perubahan itu ada tiga:
Pertama, harus ada rasa tidak puas. Di Indonesia rasa tidak puas itu sudah meluas di mana-mana.
Kedua, ada pemimpin yang visioner, dan
ketiga, yakni proses yang jelas.
Proses yang jelas ini tidak sepenuhnya di tangan pemimpin, tetapi di tangan orang-orang pada layer kedua dan ketiga untuk menerjemahkan visi.
Renstra pembangunan misalnya, diciptakan oleh eselon satu dan dua. Visi tanpa rencana yang jelas cuma tinggal impian. Itu kelemahan orang kita. Kebanyakan cuma wacana, selalu bilang ”nanti”, padahal ”nanti” itu sudah jadi ”sekarang”. Akhirnya yang bikinin rencana itu konsultan-konsultan asing, padahal harusnya kita yang bikin. Setelah masalah perencanaan, pelaksanaannya juga tidak bisa lagi menggunakan rule and procedure di masa lalu yang birokratik itu. Kalau pola birokratik dulu, kita memberhentikan orang saja enggak berani. Kata Yohannes Surya, bibit unggul secara intelektual itu ada di mana-mana, bahkan sampai pelosok-pelosok daerah. Tetapi kenapa tidak juga muncul budaya unggul bangsa? Ada dua masalah besar, materialisme dan budaya mitos. Kalau kita cari orang pintar di Indonesia, termasuk yang pintar meniru, itu banyak. Tetapi masalahnya bukan cuma perlu pintar, tetapi juga wise, berkemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Plato bilang,
“anyone can become angry, that’s easy. But to become angry to the right person, for the right reason, at the right time and at the right degree, that’s not easy.”
Jadi banyak orang pinter tidak bisa mengelola spiritnya dengan baik. Entah dia minder, dalam perkuliahan, misalnya, terasa sekali, enggak berani ngomong. Begitu temen-nya ngomong, diledekin, dibilang kutu buku, justru dipandang jelek. Masyarakat kita tidak berorientasi pada karakter. Pendidikan di AS dari awal menekankan pada pentingnya karakter, bukan bertujuan untuk bikin orang jadi pinter. Kalau diadu sama Indonesia bisa saja kalah, tetapi inovatornya orang Amerika. Di sini bekerja dengan karakter tidak penting, yang penting adalah materi yang didapat. Kalau anak perempuan kita membawa temen laki-lakinya, yang ditanyakan pertama kali pasti apa pekerjaan bapaknya. Koruptor yang di media massa dibahas habis korupsinya, di bandara disambut di VIP lounge dan disalami banyak orang. Kita pun hanyut dalam situasi seperti itu.
Di Indonesia orang kaya dianggap segala-galanya. Orang kaya yang baik hati bisa ngasih proyek, jadi harus didekati. Perbankan saat itu juga membuat orang dianggap tidak bonafide kalau tidak berutang. Revolusi industri yang mengedepankan materialisme memang terjadi di mana-mana, tetapi di Indonesia kesenjangan pendapatan terlalu besar sehingga terjadi demonstration effect. Di negara maju policy-nya adalah middle class, yang berada di bawah di-create agar menjadi middle class sehingga gap yang kaya dan yang tidak, tak kelihatan. Bill Gate atau Michael Porter mobilnya cuma Altis, tidak terlalu mahal, mereka sopir sendiri. Malaysia perhatiannya juga pada middle class. Kalau miskin, disubsidi. Pendidikan gratis. Kalau sakit, rumah sakitnya sama antara yang miskin dan yang menengah ke atas. Kalau di Indonesia, bawa tas bermerek saja kelihatan beda sekali.
Negara-negara maju itu jual citra, termasuk Malaysia dan Thailand pun bisa jual citra di sini. Petronas Malaysia, restoran Thailand. Sebaliknya, kita tidak membangun citra, yang dibangun adalah citra murah yang lekat dengan kualitas rendah. Pricing produk dan jasa kita selalu kita taruh di bawah produk asing.
Stimulus apa yang dibutuhkan agar perubahan bisa terjadi?
Steven Covey muncul di daerah pemilihan Bill Clinton saat Clinton akan jadi presiden. Ketika itu semua orang di AS sedang hopeless, kalah bersaing, situasi yang mirip dengan kita sekarang. AS bisa keluar dari situasi itu, apakah Bill Clinton yang memimpin perubahan itu? Dia pakai Covey sebagai pembangkit inspirasi. Negara dan masyarakat perlu memberi ruang bagi pribadi-pribadi yang inspiring ini, antara lain melalui media massa. Acara di TV yang di desain untuk memberi inspirasi digeser mula-mula dengan lawakan, kemudian dengan cerita tentang setan.
Bagaimana pengalaman di negara-negara lain menciptakan budaya unggul?
Interaksi sejumlah faktor. Yang pertama etos kerja, saya ketemu seseorang di Jepang yang meneruskan bisnis usaha orangtuanya, padahal dia sudah sukses jadi bankir. Kata dia, karena ada kepercayaan kalau meneruskan usaha orangtua dapat pahala delapan kali lipat. Itu mitos yang ditanamkan dari generasi ke generasi, jadi mitos yang ada di sana tentang sikap positif seperti itu. Kalau di Indonesia mitos yang ditanamkan tentang kalau pindah rumah harus bawa tanah, jangan duduk di depan pintu nanti kemasukan setan, dan seterusnya.
Kedua, sikap keterbukaan yang menumbuhkan semangat persaingan yang sehat. Di AS, pengusaha-pengusaha yang sukses pendatang dari berbagai etnik. Malaysia juga berhasil. Di sini, bisakah bukan orang asli setempat jadi bupati? Berikutnya, ada gerakan pembaruan yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin visioner. Korsel punya Park Chung-hee, Singapura ada Lee Kuan Yew, Malaysia ada Mahathir. AS pun ketika itu bangkit karena ada Bill Clinton yang pro-bisnis. Sumber : Kompas , 24 Juli 2010
Diposting Oleh : Euis Tresna
Q LEADER
KEPEMIMPINAN sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Hal ini dikatakan dengan lugas oleh seorang jenderal dari Angkatan Udara Amerika Serikat:”I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a title to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.”—General Ronal Fogleman, US Air Force.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri inner peace dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal leadership from the inside out. Ketika pada suatu hari filsuf besar Cina, Lao Tsu, ditanya oleh muridnya tentang siapakah pemimpin yang sejati, maka dia menjawab: “As for the best leaders, the people do not notice their existence. The next best, the people honour And praise. The next, the people fear, And the next the people hate. When the best leader’s work is done, The people say, ‘we did it ourselves”.
Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat encourager, motivator, inspirator, dan maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble). Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka.
Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Karakter Seorang Pemimpin Sejati

Pertama, Q berarti kecerdasan atau intelligence (seperti dalam IQ – Kecerdasan Intelektual, EQ – Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang cukup tinggi.
Kedua, Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
Ketiga, Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ – bahasa Mandarin yang berarti energi kehidupan). Makna Q keempat adalah seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence – quality – qi — qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin. Untuk menutup tulisan ini, saya merangkum kepemimpinan Q dalam tiga aspek penting dan saya singkat menjadi 3C , yaitu:
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character change)
2. Visi yang jelas (clear vision)
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence)
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan, dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metoda kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell: ”The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is the way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut.
EQ (emisional quentence) dalam Kepemimpinan
Pada masa era reformasi sekarang ini mencari seorang pemimpin yang tepat memang tidak gampang. Hal tersebut disebabkan kebanyakan suplay tenaga profesional yang tersedia cenderung kurang siap untuk menjadi pemimpin yang matang. Kebanyakan para profesional kita, kalau pun punya pendidikan sangat tinggi sayangnya tidak didukung oleh pengalaman yang cukup. Atau banyak pengalaman namun kurang didukung oleh pendidikan dan wawasan yang luas. Ketimpangan-ketimpangan tersebut bagi seorang pemimpin lembaga memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap keharmonisan dan kinerja dari perusahaan / organisasi. Dan seringkali para intelektual yang berpengalaman melupakan kecerdasan spiritual, hal tersebut akan menambah sulit lagi mencari tipe pemimpin yang mendekati sempurna.
Banyak pemimpin instant hasil kolusi dan nepotisme di lembaga-lembaga Indonesia yang sangat minim kesiapan, namun tetap saja dipakai demi kepentingan politik lembaga. Akibatnya, seperti banyak terlihat di negara ini, banyak pemimpin yang malah membawa lembaganya ke arah keruntuhan dan kebangkrutan dengan menelan banyak korban material bahkan jiwa. Meskipun demikian, tetap saja mereka memperkaya diri (tanpa merasa bersalah) dengan aset-aset lembaga bahkan pinjaman bank yang seharusnya dipakai untuk menyehatkan lembaga. Fenomena apakah yang terjadi atas para pemimpin atau pun profesional kita? Apa yang kurang atau belum dimiliki oleh para pemimpin lembaga atau pun organisasi kita sekarang ini? Apa rahasia keberhasilan para pemimpin yang sukses dalam arti sebenarnya?
Kecerdasan Emosional
Ada kalimat yang sangat menarik yang dikemukakan oleh Patricia Patton, seorang konsultan profesional sekaligus penulis buku, sebagai berikut: ”It took a heart, soul and brains to lead a people…”
Dari kalimat tersebut di atas terlihat dengan jelas bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki perasaan, keutuhan jiwa dan kemampuan intelektual. Dengan perkataan lain, “modal” yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tidak hanya intektualitas semata, namun harus didukung oleh kecerdasan emosional (emotional intelligence), komitmen pribadi dan integritas yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan. seringkali kegagalan dialami karena secara emosional seorang pemimpin tidak mau atau tidak dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga keputusan yang diambil bukanlah a heart felt decision, yang mempertimbangkan martabat manusia dan menguntungkan lembaga, melainkan cenderung egois, self-centered yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok / golongannya sehingga akibatnya adalah seperti yang dialami oleh kebanyakan lembaga di Indonesia yang high profile but low profit !
Patton sekali lagi mengemukakan pendapatnya bahwa di masa kini lembaga tidak hanya membutuhkan pemimpin yang punya kapasitas intelektual. Sebab, yang membuat sukses lembaga atau organisasi adalah pemimpin yang bisa mendapatkan komitmen dari anggota, masyarakat serta manajemennya. Pemimpin seperti itu adalah mereka yang memahami anggotanya sepenuh hatii dan sanggup memacu anggotanya memenuhi persaingan global. Singkatnya, pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual dan emosional.
Tipe Kepemimpinan
Daniel Goleman, ahli di bidang EQ, melakukan penelitian tentang tipe-tipe kepemimpinan dan menemukan ada 6 (enam) tipe kepemimpinan. Penelitian itu membuktikan pengaruh dari masing-masing tipe terhadap iklim kerja lembaga, kelompok, divisi serta prestasi keuangan lembaga. Namun hasil penelitian itu juga menunjukkan, hasil kepemimpinan yang terbaik tidak dihasilkan dari satu macam tipe. Yang paling baik justru jika seorang pemimpin dapat mengkombinasikan beberapa tipe tersebut secara fleksibel dalam suatu waktu tertentu dan yang sesuai dengan kegiatan yang sedang dijalankan
Memang, hanya sedikit jumlah pemimpin yang memiliki enam tipe tersebut dalam diri mereka. Pada umumnya hanya memiliki 2 (dua) atau beberapa saja. Penelitian yang dilakukan terhadap para pemimpin tersebut juga menghasilkan data, bahwa pemimpin yang paling berprestasi ternyata menilai diri mereka memiliki kecerdasan emosional yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pada umumnya mereka menilai bahwa dirinya hanya memiliki satu atau dua kemampuan kecerdasan emosional. Namun yang paling ironi adalah pemimpin yang payah justru menilai diri mereka secara “lebih” berlebihan dengan menganggap bahwa mereka punya 4 (empat) atau lebih kemampuan kecerdasan emosional.
Apa yang Harus Dilakukan?
Oleh karena itu, saran bagi anda yang saat ini menjadi pemimpin atau minimal memiliki bawahan cobalah untuk mempelajari seperti apa tipe kepemimpinan anda. Selain itu cobalah untuk membuka diri untuk mau mempelajari tipe-tipe kepemimpinan yang lain. Namun sebelum itu, Anda harus terlebih dahulu memahami kelebihan dan kekurangan anda sehubungan dengan gaya atau tipe kepemimpinan yang akan anda terapkan.
Jangan menyombongkan diri dahulu bahwa Anda seorang pemimpin yang baik. Bukalah mata hati anda lebar-lebar untuk mendengarkan ide, saran, keluhan atau pun pujian dari anggota, masyarakat dan pihak manajemen, sehingga apapun keputusan yang akan anda ambil dapat dipahami oleh semua pihak dan bersifat obyektif. Lakukan juga penilaian terhadap kinerja anda sendiri, apakah penilaian terhadap diri Anda itu benar-benar obyektif ? Untuk lebih mengetahui obyektivitasnya, bertanyalah pula pada anak buah yang bukan “anak emas” anda
MENGUJI VISI
Bagaimana kita bisa menguji apakah sebuah visi itu berasal dari Tuhan?
Jawaban yang paling mudah untuk pertanyaan ini tentu saja adalah dengan menguji apakah visi itu sesuai dengan isi Alkitab. Suatu visi yang berasal dari Tuhan tidak mungkin akan bertentangan dengan Alkitab. Apa yang dicantumkan dalam Alkitab merupakan patokan dan lingkar batasan dimana di dalamnya kita menemukan cara Tuhan memimpin kita.
Masalahnya sekarang bagaimana jika visi yang kita berada di wilayah abu-abu. Atau Alkitab tidak memberikan penjelasan secara gamblang dalam hal ini? Memang tidak semua hal ditulis dalam Alkitab secara jelas dan detail, tetapi Alkitab tetap memiliki prinsip-prinsip yang bisa menjadi patokan, yaitu:
SEMUA VISI YANG BERASAL DARI ALLAH, PASTI AKAN MEMULIAKAN TUHAN.
Janganlah melakukan apa yang tidak memuliakan Allah, meskipun tidak dilarang oleh Alkitab! Visi Kristen harus berada di dalam jalur kebenaran, kesucian, keadilan, dan cinta kasih yang merupakan sifat dari Allah sendiri. Hal-hal ini melingkari kita, sebagai batasan dalam melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
VISI YANG DARI TUHAN BERGUNA UNTUK MEMBANGUN DAN MEMULIHKAN.
Segala sesuatu yang diberikan Tuhan berguna untuk membangun dan memulihkan. Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa, Tuhan memiliki rencana besar yang bertujuan untuk memulihkan dan menyelamatkan ciptaan-Nya, oleh karena itulah setiap visi yang diberikan Tuhan baik kecil atau besar pasti akan bergerak selaras dengan tujuan utama Tuhan tersebut.
VISI YANG BERASAL DARI TUHAN TIDAK AKAN MELEBIHI ALLAH.
Jika visi yang Saudara kerjakan ternyata telah merebut tempat dimana Tuhan seharusnya bertahta, jangan perjuangkan visi itu. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa kita tidak boleh terbelenggu oleh segala apapun yang kita kerjakan. Visi memang penting tapi yang jauh lebih penting untuk kita taati adalah Tuhan, dari mana sumber visi itu berasal.
Diringkas dari sumber:
Judul Buku : Mengetahui Kehendak Allah
Judul : Langkah-langkah Mencari Kehendak Allah
Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : Pusat Literatur Kristen Momentum, 1999
Halaman : 169 - 182
Kamis, 16 Juni 2011
BIOGRAFI SINGKAT KEDUABELAS MURID YESUS
MURID-MURID YESUS
[RIWAYAT HIDUP SINGKAT]
OLEH: JAPPY PELLOKILA
Kata murid dalam Alkitab -Lembaga Alkitab Indonesia- diterjemahkan dari, kata Limmud (bhs Ibrani); dan kata Mathetes, Matheteuo (bhs Yunani)- yang artinya menjadi murid, menjadikan orang lain menjadi murid, Mat 27:57, 28:19; Discipulus (bhs Latin) yang artinya murid atau pelajar, mereka yang mau belajar dengan penuh disiplin.
PL menunjukkan ciri umum hubungan hubungan guru-murid pada masa lalu atau antara orang yang mengajar dan yang diajar, misalnya, dalam 1 Taw 25:8; Yes 8:16, 50:4, 54:13. Hal yang sama juga dilakukan oleh para filsuf Yunani dan rabi Yahudi, mereka mengumpulkan sejumlah murid -yang selalu bersama atau berada di sekitarnya- untuk mendengar ajaran-ajaran. Dalam keadaan tertentu salah satu atau beberapa orang di antara para murid dibimbing secara khusus -dikader- sebagai ahli warisnya. PB, juga menunjukkan bahwa tradisi hubungan guru-murid seperti pada masa PL- masih tetap berlangsung. Pada masa PB, murid berarti seseorang yang menerima ajaran dari orang lain, ajaran Yohanes Pembaptis, Mat 9:14; Yoh 1:35; ajaran orang Farisi, Mrk 2:18; Luk 5:33; dan ajaran Musa, Yoh 9:28, dll
Sebelum Tuhan Yesus melanjutkan pekerjaan dan pelayanan-Nya. Ia memilih beberapa orang yang selalu mengikutiNya, untuk menjadi “pembantu”-Nya secara khusus, atau sering kali disebut 12 murid, Mat 10:1-4; Mrk 3:13-19; Luk 6:12-16. Mereka yang dipanggil secara khusus tersebut, harus menyertai Yesus kemana saja Ia pergi, Mrk 3:14. Menurut Mat. 19:27-30, upah menjadi murid Tuhan Yesus, adalah mendapat kembali 100 kali lipat semua yang ditinggalkan, serta hidup kekal. Kedua belas murid itu adalah :
1. Simon, yang disebut Petrus
2. Andreas, saudara Petrus
3. Yakobus, anak Zebedeus
4. Yohanes, anak Zebedeus
5. Filipus
6. Bartolomeus
7. Tomas
8. Matius, mantan pemungut cukai
9. Yakobus, anak Alfeus
10. Tadeus
11. Simon, Orang Zelot
12. Yudas Iskariot, yang mengkhianati Yesus
Setelah Pentakosta atau turunNya Roh Kudus, para murid disapa sebagai Rasul atau apostolos; apostello atau mengutus dengan tujuan khusus, diutus. Istilah ini menunjuk pada setiap utusan yang ditugaskan dan diutus sebagai Pemberita Injil serta mempunyai tanggung jawab khusus lainnya, Kis 14:4, 14, Rom 16:7, 2 Kor 8:23, Flp 2:25
KRITERIA PEMILIHAN 12 MURID
1. Mendapat panggilan ilahi, yaitu penugasan oleh Tuhan Yesus Kristus
2. Mau meninggalkan segala sesuatu
3. Mau menjadi penjala manusia
4. Tidak mencari kedudukan
5. Mau saling melayani satu sama lain
6. Mau belajar sebagai seorang murid
7. Mau dipakai oleh Tuhan Allah
8. Mau diutus ke “tengah-tengah serigala”
9. Menunjukkan kepemimpinan rohani yang luar biasa
10. Menyerahkan diri untuk melayani Tuhan sesuai dengan kebenaran
11. Mau mempertaruhkan nyawanya demi Tuhan Yesus Kristus dan kemajuan Injil
12. Mau memberi kesaksian tentang siapa Yesus
13. Penuh Iman
14. Tekun berdoa
15. Penuh Roh Kudus
KELENGKAPAN DAN TUGAS MURID-MURID
1. Dibentuk menjadi pelayanan TUHAN Allah
2. Diberi kuasa untuk:
· mengusir Setan dan roh-2 jahat
· melenyapkan segala penyakit
· melenyapkan segala kelemahan
· berbicara dalam banyak bahasa
3. Mendapat urapan dan kuasa Roh Kudus untuk mampu melayani Tuhan
4. Diurapi dengan kuasa untuk berhadapan lang-sung dengan kuasa-kuasa kegelapan
5. Mendapat kemampuan untuk melakukan mujizat demi meneguhkan Injil
6. [ Kisah 1:8 ], mendapat kuasa Roh Kudus sehingga mampu bersaksi sampai ke seluruh dunia dll
PERJALANAN HIDUP MURID-MURID YESUS
1. Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Etiopia.
2. Markus meninggal dunia di Alexandria(Mesir), setelah badannya diseret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.
3.Lukas mati digantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
4.Yohanes direbus atau lebih tepatnya digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih jauh, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara disana. Pada saat ia berada disana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis Kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali dan menjadi Uskup di Edessa(Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yang bisa mencapai usia lanjut dan bisa meninggal dunia dengan tenang.
5. Petrus telah disalib dengan kepala di bawah. Kayu salib untuk Petrus dipasangnya berbeda, ialah secara huruf X, karena itulah permohonan yang ia ajukan sebelum ia disalib, dimana ia memohon untuk disalib dengan cara demikian. Ia merasa tidak layak untuk mati dan disalib seperti Tuhan Yesus.
6. Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, dilempar ke bawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yang sama dimana si setan dahulu membawa Tuhan Yesus untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat tinggi tersebut.
7. Yakobus anak Zebedeus adalah seorang nelayan dan ia adalah murid pertama yang dipanggil untuk ikut Tuhan Yesus, ia dipenggal kepalanya di Yerusalem. Pada saat-saat ia disiksapun, ia tidak pernah menyangkal Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha untuk berkhotbah terus, bukan hanya kepada para tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yang menghukum dan menyiksa dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi yang menjadi penjaga dan penyiksa dia, bisa turut bertobat. Penjaga Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia dihukum penggal, bukannya sekedar hanya untuk turut menyaksikannya saja, melainkan juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doanya yang terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai orang Kristen.
8. Bartolomeus yang lebih dikenal sebagai natanael ia menjadi misionaris di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman pukulan cambuk yang sedemikian kejamnya sehingga semua kulitnya menjadi hancur terlepas kebeset.
9. Andreas juga disalib seperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum ia meninggal, ia disiksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yang turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah diucapkan oleh Andreas sebelum ia meninggal dunia: "Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul dimana saya bisa turut merasakan "happy hours" dengan disiksa dan disalib seperti Tuhan Yesus." Bahkan pada saat ia disiksa pun tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus, ia berkotbah terus dua hari sebelum ajalnya tiba. Berkotbah sambil dihukum cambuk."
10. Thomas mati ditusuk oleh tombak di India.
11. Yudas saudaranya dari Tuhan Yesus dihukum mati dengan panah, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Tuhan Yesus.
12. Matias, rasul pengganti dari Yudas Iscariot mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal kepalanya.
13. Paulus disiksa dengan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaiser Nero di Roma pada tahun 67. Rasul Paulus adalah rasul yang paling lama mengalami masa siksaan dipenjara.Kebanyakan surat-surat dari Rasul Paulus dibuat dan dikirim dari pernjara.
14. Ada juga seorang penginjil yang matanya dibakar sampai buta dengan catatan bahwa kalau ia buta, maka ia tidak akan bisa membaca Alkitab lagi dengan mana ia tidak akan bisa mengabarkan Injil lagi. Tetapi kenyataannya ia tetap mengambarkan Injil berdasarkan ayat-ayat yang telah dipelajari dan diingat sebelumnya. (Dikumpulkan dari Berbagai Sumber)
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan".
Roma 12:11
Langganan:
Postingan (Atom)